Metode Penetapan Harga
1.
Berdasarkan
psikologi konsumen
Strategi Penentuan Harga Yang Mempengaruhi
Psikologis Konsumen
a.
Prestige
Pricing / Harga Prestis
Strategi harga Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty. Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni versace, prada, vertu, dan lain sebagainya.
Strategi harga Prestige Price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty. Contoh : roll royce, rolex, guess, gianni versace, prada, vertu, dan lain sebagainya.
b.
Odd Pricing /
Harga Ganjil
Strategi harga odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contoh : Barang yang tadinya dihargai Rp.100.000,- diubah menjadi Rp.99.990,- dimana konsumen mungkin akan melihat Rp.99.990 jauh lebih murah daripada Rp.100.000,-.
Strategi harga odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli lebih murah. Contoh : Barang yang tadinya dihargai Rp.100.000,- diubah menjadi Rp.99.990,- dimana konsumen mungkin akan melihat Rp.99.990 jauh lebih murah daripada Rp.100.000,-.
c.
Multiple-Unit
Pricing / Harga Rabat
Strategi harga multiple unit price adalah memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk dalam jumlah yang banyak. Contoh : Jika harga sebuah sebungkus indomie goreng pedas adalah Rp. 1.500,- maka konsumen cukup membayar Rp. 1.000,- perbungkus jika membeli satu dus isi 40 bungkus indomie.
Strategi harga multiple unit price adalah memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen membeli produk dalam jumlah yang banyak. Contoh : Jika harga sebuah sebungkus indomie goreng pedas adalah Rp. 1.500,- maka konsumen cukup membayar Rp. 1.000,- perbungkus jika membeli satu dus isi 40 bungkus indomie.
d.
Price Lining /
Harga Lini
Strategi harga lining pricing adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda. Contoh : bioskop grup 21 memberikan harga standar untuk konsumen bioskop jenis standard dan mengenakan harga yang lebih mahal pada konsumen bioskop 21 jenis premier.
Strategi harga lining pricing adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda. Contoh : bioskop grup 21 memberikan harga standar untuk konsumen bioskop jenis standard dan mengenakan harga yang lebih mahal pada konsumen bioskop 21 jenis premier.
e.
Leader Pricing
/ Pemimpin Harga
Strategi harga leader price adalah menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar / harga normal untuk meningkatkan omset penjualan / pembeli. Contoh : Biasanya ritel jenis hipermarket memberikan promosi harga yang lebih murah daripada harga normal.
Strategi harga leader price adalah menetapkan harga lebih rendah daripada harga pasar / harga normal untuk meningkatkan omset penjualan / pembeli. Contoh : Biasanya ritel jenis hipermarket memberikan promosi harga yang lebih murah daripada harga normal.
2.
Berdasarkan
Biaya
Metode
Penetapan Harga Berbasis Biaya
Dalam
metode ini faktor penentu harga yang utama adalah aspek penawaran atau biaya
bukan aspek permintaan. Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan
pemasaran yang ditambah dengan jumlah tertentu sehingga dapat menutupi
biaya-biaya langsung, biaya overhead, dan laba. Metode penetapan harga berbasis
biaya terdiri dari:
a. Standard
Markup Pricing
Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase (markup) tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Persentase markup besarnya bervariasi tergantung pada jenis produk yang dijual.
Biasanya produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil daripada produk yang tingkat perputarannya rendah.
Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase (markup) tertentu dari biaya pada semua item dalam suatu kelas produk. Persentase markup besarnya bervariasi tergantung pada jenis produk yang dijual.
Biasanya produk yang tingkat perputarannya tinggi dikenakan markup yang lebih kecil daripada produk yang tingkat perputarannya rendah.
b. Cost
Plus Persentage of Cost Pricing
Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi. Metode ini seringkali digunakan untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item. Sebagai contoh, Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi sebuah rumah. Jadi, bila biaya konstruksi sebuah rumah senilai Rp 100 juta dan fee arsitek sebesar 15% dari biaya konstruksi (Rp 15 juta), maka harga akhirnya sebesar Rp 115 juta.
Merupakan penetapan harga yang ditentukan dengan jalan menambahkan persentase tertentu terhadap biaya produksi atau kontruksi. Metode ini seringkali digunakan untuk menentukan harga satu item atau hanya beberapa item. Sebagai contoh, Misalnya suatu perusahaan arsitektur menetapkan tarif sebesar 15% dari biaya konstruksi sebuah rumah. Jadi, bila biaya konstruksi sebuah rumah senilai Rp 100 juta dan fee arsitek sebesar 15% dari biaya konstruksi (Rp 15 juta), maka harga akhirnya sebesar Rp 115 juta.
c. Cost
Plust Fixed Fee Pricing
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat teknikal, seperti mobil, pesawat, atau satelit. Dalam strategi ini, pemasok atau produsen akan mendapat ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya. Tetapi produsen atau pemasok tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama.
Metode ini banyak diterapkan dalam produk-produk yang sifatnya sangat teknikal, seperti mobil, pesawat, atau satelit. Dalam strategi ini, pemasok atau produsen akan mendapat ganti atas semua biaya yang dikeluarkan, seberapapun besarnya. Tetapi produsen atau pemasok tersebut hanya memperoleh fee tertentu sebagai laba yang besarnya tergantung pada biaya final proyek tersebut yang disepakati bersama.
3.
Berdasarkan
Persaingan
Salah satu
metode penetapan harga yang akan dijabarkan adalah penetapan harga berdasarkan
persaingan. Competitive price
merupakan metode penetapan harga dengan menggunakan harga pesaing. Metode
penetapan harga berbsis persaingan terdiri dari :
a.
Customary pricing
Yaitu metode
penetapan harga yang dilakukan dengan berpegang teguh pada tingkat harga
tradisional dimana perusahaan berusaha tidak mengubah harga diluar batas yang
diterima dengan menyesuaikan ukuran dan isi produk guna mempertahankan harga. Misalnya
pada produk makanan ringan.
b.
Above, At, or Below Market Pricing
Yaitu metode
penetapan harga dimana perusahaan secara cermat memilih penetapan harga yang
berada di atas, sama, atau dibawah harga pasar. Above-market
pricing menetapkan harga lebih tinggi dari pada harga pasar,
biasanya digunakan pada perusahaan yang memiliki reputasi atau yang memproduksi
barang prestise. Dalam market pricing harga diterapkan sebesar
harga pasar yang biasanya dikaitkan dengan harga pesaing. Contoh perusahaan
yang menerapkannya diantaranya Revlon dan produsen kemeja Arrow.
Sementara itu below-market pricing
yang menerapkan harga dibawah harga pasar, biasanya banyak diterapkan oleh
produsen-produsen produk generik.
c.
Loss leader Pricing
Yaitu
metode yang menjual suatu produk di bawah harga biayanya.Tujannyabukan untuk
meningkatkan penjualan produk yang bersangkutan, tetapi menarik konsumen
danmembeli produk lainnya, khususnya produk yang ber-markup cukup tinggi. Jadi
suatu produk dijadikan semacam pancingan agar produk lainnya juga laku.
d.
Sealed Bid Pricing
Yaitu metode yang
menggunakan sistem penawaran harga dan biasanya melibatkan agen pembelian.
Jadi, bila ada perusahaan atau lembaga yang ingin membeli suatu produk, maka
yang bersangkutan menggunakan jasa agen pembelian untuk menyampaikan
spesifikasi produk yang dibutuhkan kepada para calon produsen. Setiap calon
produsen diminta menyampaikan harga penawaranya untuk produk yang dibutuhkan. Harga penawaran tersebut diajukan dalam jangka
waktu tertentu, kemudian diadakan semacam lelang.
Komentar
Posting Komentar